Kumpulan catatan Zainal Lamu, socialpreneur yang masih belajar.

Sabtu, 11 Juni 2011

Antara Alfamart dengan Alfamaret


Warung Sari Laut Alfamaret” ini tertulis di spanduk sebuah warung di samping toko retail Alfamart. Bagi saya ini cukup menggelikan, ketenaran Alfamart dimanfaatkan oleh warung sari laut ini. Alfamart boleh dikata sudah dikenal luas di masyarakat, seiring dengan menjamurnya toko campuran ini. Nah, daripada membuat brand baru lebih baik menggunakan merek yang terkenal meski sedikit diplintir, dari Alfamart ke Alfamaret. Dijamin orang yang membacanya tidak akan mudah lupa. Begitu mungkin pikiran pemilik warung ini.


Untuk mengenalkan merek baru memang membutuhkan waktu yang lama, kalau mau cepat biasanya butuh dana yang tidak kecil. Contohnya, kartu seluler yang Anda pakai, sudah berapa dana yang dikucurkan oleh provider kartu itu untuk menanamkan dalam pikiran Anda bahwa layanan mereka adalah yang terbaik dan murah? Iklan di TV, Radio, Spanduk, Koran, Majalah, Website, Sponsor-sponsor tentunya mereka telah menghabiskan miliaran dana untuk itu. Itu tidak boleh berhenti, sebab jika berhenti bisa-bisa pasar mereka akan diambil oleh yang lain.

Inilah era informasi, saking banyaknya informasi yang diterima, membuat kita mudah lupa dengan informasi yang telah kita terima sebelumnya. Informasi itu ibaratnya berperang dalam pikiran kita untuk selalu unggul dan biasanya informasi terakhir adalah yang mendominasi. Inilah yang mendasari para pengiklan untuk tidak berhenti dan terus menginovasi iklan-iklan mereka agar brand mereka tidak tenggelam diantara brand-brand saingannya yang lain.

Jika dibawa ke ranah dakwah maka tentu pengulangan informasi lebih diperlukan lagi. Umat harus terus menerus ditarbiyah dan dibimbing, jika tidak mereka bisa terseret kepada ajakan-ajakan yang menyesatkan. Makanya dakwah ilallah haruslah terus digencarkan dan tidak boleh berhenti. Dakwah kepada manhaj yang shahih haruslah lebih unggul dari dakwah kepada kesesatan.

Apalagi jika kita mengetahui bahwa iman itu labil, senantiasa naik dan turun, makanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan,
“Perbaruilah keimanan kalian!” Ditanyakan, ”Ya Rasulullah, bagaimanakah kami memperbarui iman kami?” Beliau bersabda, ”Perbanyaklah mengucapkan Laa ilaaha illallaah” (HR. Ahmad dan Thabrani).
Kalau perlu inovasi-inovasi dakwah pun bisa kita lakukan. Tentu saja dengan tetap berpatokan kepada syari’at. Asalkan tidak bertentangan dengan syari’at maka inovasi sarana-sarana, metode-metode dakwah pun bisa kita lakukan. Agar dakwah lebih mudah diterima dan dikenal.

Inovasi yang dilakukan oleh pemilik warung Sari Laut di atas mungkin layak dijadikan contoh. Meski tidak harus seperti itu. 

WaLlahu a’lam.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar dengan tetap mengedepankan adab berkomunikasi secara syar'i