Kumpulan catatan Zainal Lamu, socialpreneur yang masih belajar.

Senin, 24 September 2012

Wahdah Islamiyah Membolehkan Demonstrasi?

    
Pada hari Jum’at (21/09/12) sejumlah kader Wahdah Islamiyah melakukan sebuah kegiatan bagi-bagi brosur di sejumlah titik lampu merah di Makassar. Kegiatan yang disebut aksi simpatik ini oleh Wahdah Islamiyah dilakukan sebagai upaya penyadaran kepada ummat dalam menyikapi penghinaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah sering dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Brosur yang dibagikan berisi seruan untuk membela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atas penghinaan kepada beliau dengan kembali kepada sunnahnya, menghidupkan sunnah-sunnah beliau mulai dari pribadi, keluarga hingga dalam masyarakat. Wahdah Islamiyah berupaya agar umat menyikapi penghinaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan cara yang baik dan benar, tidak menimbulkan kemudharatan, semisal demonstrasi berdarah ataupun penyerangan yang telah terjadi di beberapa Negara Timur Tengah.

Jumat, 21 September 2012

Jawaban Muslim untuk Para Penghina Islam

   
Setelah film "768" yang dibuat di Holland, film yang menghina Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam kembali dirilis oleh warga Amerika dengan judul "Innocence of Muslim", di dalam film ini Nabi Muhammad digambarkan sebagai seorang pecandu seks, pedofilia, haus darah dan berbagai penggambaran buruk lainnya. Kemudian pada hari Rabu, 19 September 2012, di Perancis, sebuah koran satir memuat kartun yang mereka sebut sebagai Nabi Muhammad.

Munculnya pelecehan dan penghinaan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak lain adalah kebencian mereka kepada Islam. Mereka tahu Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat mulia di hati kaum muslimin dan mereka ingin menjatuhkan kemuliaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan seburuk-buruk penggambaran yang berasal dari otak kotor mereka.

Senin, 17 September 2012

"Dia Itu Lebih Pembohong dari Orang Rafidhah"

  
Syi’ah menjadikan taqiyah sebagai pilar agama dan menjadikannya sebagai salah satu simbol ajarannya. keyakinan keharusan bertaqiyah mengandung konsekuensi membolehkan mereka berbohong. Sehingga perbuatan ini menjadi “trade mark” atau simbol Syi’ah. Umpamanya ada yang mengatakan, “Dia itu lebih pembohong dari orang rafidhah (syi’ah)” (Tahqiq Mawaqif al-Sahabah fi al-Fitnah.)

Kalimat tersebut digunakan untuk lebih menegaskan sifat pembohong yang melekat pada diri orang yang dimaksud. Dari ini dipahami bahwa sifat pembohong memang adalah milik orang syi’ah.