Kumpulan catatan Zainal Lamu, socialpreneur yang masih belajar.

Rabu, 13 Juli 2011

Bagaimana Kalau Bapak Saya Lempar dengan Batu Bata?

Beberapa Jama’ah tampak tersenyum dan tertawa mendengar guyonan seorang penceramah yang membawakan ceramah tarwih di atas mimbar, “…Bagaimana mungkin setan yang diciptakan dari api bisa disiksa dengan api, tidak masuk akal.” Penceramah mengulangi kata-katanya.
 
Tapi tidak semua jama’ah sepakat dan menerima pernyataannya, apalagi ikut tertawa. Tampak dari raut muka mereka ada yang menunjukkan kekurang setujuan. Termasuk seorang ustadz muda yang berada di jejeran depan. Hatinya panas mendengar keyakinannya sebagai orang Islam diobok-obok oleh sang penceramah dengan hanya berdasar pada logika lemah, tanpa dalil apalagi sampai menjadikannya bahan tertawaan. Ini tidak boleh dibiarkan! Ia pun berpikir cara untuk memberikan “pelajaran” kepada penceramah ini. Jama’ah tidak boleh diracuni dengan syubhat murahannya!

Sabtu, 02 Juli 2011

Apakah Bunda Teresa Masuk Surga?

 
Pertanyaan ini sering dilontarkan oleh kaum pluralis untuk memancing orang masuk ke dalam kajian pluralismenya, bahwa semua agama sama. Mereka tidak rela orang-orang yang berjasa terhadap kemanusiaan dikategorikan sebagai penghuni neraka “hanya” karena tidak beragama Islam.

Saya akan memperkenalkan sedikit bagi Anda yang belum mengenal Bunda Teresa. Dia adalah seorang biarawati berkebangsaan Albania. Separuh umurnya dia habiskan untuk mendedikasikan dirinya melayani masyarakat miskin di India. Tahun 1952, ia membuka Nirmal Hriday Home for Dying Destitutes di Kalkuta. Ia juga mendirikan rumah sakit lepra di luar kota Kalkuta.  Saat itu penderita lepra menjadi pemandangan umum di India dan di setiap bagian kota Kalkuta. Atas jasa-jasanya bagi masyarakat India, ia memperoleh penghargaan Padmashri pada tahun 1963. Kiprahnyapun di akui dunia dengan memperoleh penghargaan nobel perdamaian tahun 1979.