Kumpulan catatan Zainal Lamu, socialpreneur yang masih belajar.

Sabtu, 26 Desember 2009

I Love "Yesus"

Diterbitkan di Buletin Pekanan Al-Balagh Edisi 43
Dalam edisi kali ini kita akan membahas tentang seorang nabi yang pernah ada di muka bumi ini, Nabi yang kini oleh segolongan orang yang mengaku sebagai pengikutnya menganggapnya sebagai Tuhan dan menyebutnya dengan Yesus, ialah Nabi Isa ‘alaihi salam, nabi terakhir Bani Israil.


Nabi Isa ‘alaihi salam dilahirkan sebagai bagian dari mu’jizat Allah, karena beliau dilahirkan tanpa bapak. Dalam tarikh At Thabari jilid 1 hal. 503 disebutkan Jibril alaihi salam berkata : “wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah mengutusku untuk menemuimu agar aku memberimu seorang anak yang suci.” Maryam menjawab : “Bagaimana saya dapat memiliki seorang anak, sementara saya masih perawan dan tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuh dan berhubungan denganku..?”
Jibril berkata : “itulah ketentuan Tuhanmu, dan demikianlah adanya”.
Setelah mendengar berita bahwa Maryam melahirkan seorang laki-laki padahal dia belum pernah bersuami, maka kaum Bani Israil menuduh Maryam telah melakukan sesuatu yang munkar. Atas tuduhan ini, maka Maryam menyuruh mereka bertanya saja langsung kepada bayinya. Tentu saja mereka bingung karena bagaimana mungkin bayi yang masih berumur 40 hari bisa bicara? Tetapi atas kehendak Allah, seperti yang disebutkan dalam al quran surat Al Maryam, bayi (Nabi Isa ‘alaihi salam) pun menjawab : “Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku kitab (Injil) dan menjadikanku seorang nabi.”
Kata-kata nabi Isa tersebut secara eksplisit adalah sebuah pernyataan bahwa Nabi Isa adalah nabi. (bukan Tuhan ataupun anak Tuhan). Di dalam Al Quran surat Maryam 35-36, Nabi Isa juga menegaskan : “Tidaklah layak bagi Allah mempunyai anak. Maha suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berfirman “Jadilah” maka jadilah ia. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu juga. Maka sembahlah Dia (Allah) oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.”

Kedudukan Nabi Isa ‘alaihi salam sangat tinggi dalam Islam
Kedudukan nabi Isa memang sangat tinggi dalam Islam. Allah subhanahu wa Ta’ala bahkan menyebut namanya dalam al-Qur’an sampai dua puluh lima kali.
Dan memang sesungguhnya Nabi Isa memang benar-benar seorang nabi yang wajib diimani dan dihormati. Tentunya dengan nabi-nabi yang lainnya. Walau pun tidak harus menjadikan sang Nabi sebagai tuhan.
Namun penghormatan kepada nabi Isa dalam pandangan Islam berbeda dengan pandangan kristiani. Islam tidak menuhankannya, Islam hanya mengakuinya sebagai manusia biasa, namun beliau menerima wahyu dan syariah yang berlaku untuk kaumnya saja.
Adapun untuk umat Islam, yang dijadikan sandaran dalam hukum syariah adalah sikap dan teladan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Adanya Keterkaitan antara Isa ‘alaihi salam dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Sebenarnya hubungan antara agama yang dibawa nabi Isa dengan yang dibawa oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. berasal dari sumber yang sama. Kecuali kemudian orang-orang sesat menyelengkan peninggalan beliau dan menggantinya dengan agama yang mereka karang sendiri.
Dan karena hubungannya sangat dekat, tidak aneh kalau nama Nabi Isa diulang-ulang sebagai 25 kali dalam Al-Quran.

Isa ‘alaihi salam dibunuh?
Menurut Islam adalah sebagai berikut : Bahwa setelah perdebatan antara nabi Isa dengan Yahudi yang tidak mempercayainya, keselamatan Nabi Isa semakin terancam. Iapun diburu oleh tentara Pilatus karena difitnah bahwa Nabi Isa ingin menjadi raja atas bani Israil. Pada saat perburuan ini, Nabi Isa dikhianati oleh muridnya yang murtad. Persembunyian nabi Isa dibocorkan oleh murid murtad tersebut dengan imbalan uang. Tetapi Allah telah menyelamatkan Nabi Isa, seperti yang disebutkan pada Q.S Ali Imran 54-55, yang menyebutkan bahwa nabi Isa akan diangkat ke langit. Sedangkan yang berhasil ditangkap dan disalib adalah murid yang murtad tadi, yang ternyata wajahnya mirip nabi Isa. Pada Q.S An Nisa 157 Allah berfirman : ”adapun orang-orang yang durhaka itu, tidaklah mereka membunuh dan menyalib Isa, tetapi hanya orang yang diserupakan Allah yang tersalib“.

Kenaikan Isa Al-Masih dalam Pandangan Islam
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak ada seorang nabi-pun antara saya dan Isa. Sesungguhnya, dia akan turun ke bumi. Maka jika kalian melihatnya, kenalilah dia. Dia adalah seorang laki-laki dengan ukuran sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Dia memakai dua baju kuning terang. Kepalanya seakan-akan ada air yang mengalir walaupun sebenarnya ia tidak basah. Dia akan berperang melawan manusia untuk membela Islam. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan jizyah. Allah akan menghapuskan semua agama di zamannya kecuali Islam. Isa akan menghancurkan Dajjal dan dia akan hidup di bumi selama 40 tahun dan kemudian dia meninggal, kaum muslimin akan menyembahyangkan jenazahnya.” HR Abu Dawud.
Menurut pandangan Islam, setelah nabi Isa ‘alaihi salam lolos dari rencana pembunuhan oleh orang-orang Yahudi, lalu diangkat ke langit dan masih hidup hingga saat ini, akan turun kembali nanti menjelang hari kiamat dan bertugas selama 40 tahun untuk menegakkan kebenaran Islam dan meluruskan ajarannya yang telah diselewengkan, diantaranya tentang salib, karena nabi Isa selama misinya hingga terangkatnya ke langit, sama sekali tidak pernah mengajarkan perihal salib, juga akan membunuh babi yang telah dihalalkan oleh umat Kristen, di mana beliau sendiri tidak pernah menghalalkannya sejak Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan.

Prinsip Islam terhadap Keyakinan Ketuhanan Isa’alaihi salam
Islam dengan tegas menyatakan bahwa orang-orang yang menuhankan Isa ‘Alaihi Salam adalah orang kafir. Allah Ta’ala berfirman: ”Sungguh telah kafirlah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah itu adalah Al Masih bin Maryam (Nabi Isa)”. (QS. Al Maidah: 17 dan 72).
Di ayat lainnya, Allah juga berfirman : “Sungguh telah kafirlah orang-orang yang menyatakan: “Sesungguhnya Allah adalah salah satu dari tuhan yang tiga (keyakinan trinitas)”. (QS. Al Maidah: 73).
Ayat di atas juga dengan tegas membantah paham pluralisme yang mengatakan bahwa semua agama itu sama, bagaimana bisa sama jika Allah sendiri yang mengatakannya kafir?

Turunnya Nabi Isa ‘alaihi salam
Nabi Isa ‘alaihi salam adalah nabi yang diutus kepada bani Israel yang disertai kemukjizatan sejak pada masa penciptaannya hingga pada masa menjalankan misinya, mukjizat-mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada beliau sangat nyata menunjukkan bahwa Isa putra Maryam adalah utusan Allah , namun sayang, hanya sedikit orang-orang Israel yang mempercayainya bahkan mereka berencana membunuh Isa ‘alaihi salam, karena mereka tidak percaya dengan nabi Isa as walaupun dengan kemukjizatan-kemukjizatan yang luar biasa, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan nabi Isa ‘alaihi salam dengan mengangkatnya ke langit dan menjaganya tetap hidup hingga sekarang ini.
Turunnya nabi Isa’alaihi salam menjelang hari kiamat nanti, merupakan kemukjizatan yang luar biasa bagi manusia, di mana Isa putra Maryam yang lahir ribuan tahun sebelumnya, ternyata masih hidup pada masa menjelang hari kiamat, tentu saja hal tersebut akan menjadikan seseorang sulit untuk tidak mempercayai kebenaran Isa putra Maryam. Sehingga ketika nabi Isa ‘alaihi salam menyampaikan kebenaran Islam tidak seorangpun yang menolak temasuk orang-orang Yahudi yang dulu sombong : “Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisaa: 159)
Satu lagi, ditakdirkannya nabi Isa ‘alaihi salam belum mengalami mati hingga saat ini, adalah untuk menjelaskan dan membuktikan bahwa dirinya tidak disalib, sehingga orang-orang yang tidak mempercayai informasi al-Qur’an yang menyatakan nabi Isa as tidak dibunuh dan tidak pula disalib akan langsung percaya. Dan untuk menjelaskan bahwa beliau ‘alaihi salam tidak pernah menyampaikan kepada manusia untuk menyembah dirinya atau untuk mengakui dirinya sebagai Tuhan.
”Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku mengatakannya yaitu:”Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabbmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” (QS. Al-Maaidah :117)
Padahal dalam Bible sendiri, tidak ditemukan ayat yang menyatakan “Yesus” mengaku sebagai Allah dan memerintahkan manusia untuk menyembah dirinya, mereka tidak percaya yang dinyatakan al-Qur’an, tetapi baru akan percaya bila “Yesus” sendiri yang menjelaskan.
Dari sini kita dapat melihat siapa sebenarnya yang telah menempatkan “Yesus” pada kedudukan yang semestinya sebagai seorang hamba dan utusan Allah? Tiada lain adalah kaum muslimin yang mencintai Isa ‘alaihi salam sebagaimana terhadap nabi-nabi lainnya. Meski tak harus ikut-ikutan atau sekedar memberikan ucapan selamat atas perayaan agama yang telah menuhankan beliau ’alaihi salam. Wallahu Ta’ala A’lam

Disusun dari berbagai sumber


Obat AIDS

Diterbitkan di Buletin Pekanan Al-Balagh Edisi 42
Pada tanggal 1 Desember 2009 lalu para penggiat yang katanya peduli dengan penderita HIV/AIDS kembali memperingati Hari HIV/AIDS sedunia, meski tiap tahunnya diperingati hari HIV/AIDS, namun jumlah penderitanya tak berkurang. Justru semakin meningkat secara signifikan. Data terakhir menunjukkan 298 ribu penduduk Indonesia hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
Berapa banyak dana yang telah digelontorkan untuk mengkampanyekan kehati-hatian dan pencegahan terhadap HIV/AIDS. Namun hasilnya justru tidak sesuai harapan. Sayang rasanya jika dana sebesar itu digunakan untuk sesuatu yang terkesan tidak solutif. Bahkan timbul kesan ada komersialisasi produk pada kampanye tersebut.

Kondomisasi; Pembodohan Massal
Mau aman? Ya pakai kondom!” begitu bunyi slogan pada iklan layanan masyarakat tentang ajakan penggunaan kondom beberapa tahun lalu.
Iklan dan kampanye penggunaan kondom untuk mencegah AIDS sering dilakukan banyak pihak. Tidak hanya di situ, berbagai pihak juga kerapkali turun ke jalan membagi-bagikan kondom secara gratis pada peringatan hari AIDS se-dunia yang jatuh setiap 1 Desember ini.
Namun faktanya, meski ajakan dan sosialisasi terkait kondom sering dilakukan, angka penderita AIDS justru mengalami peningkatan. Apakah benar kondom bisa mengurangi penderita HIV/AIDS?
Mestinya mereka belajar dari negara AS dan Eropa, sejak 20 tahun lalu telah melakukan program ini, hasilnya justru mendongkrak jumlah penderita AIDS. Apalagi menurut ilmu kedokteran bahwa kondom sesungguhnya dibuat sebagai alat kontrasepsi alias pencegah kehamilan. Sementara virus HIV/AIDS ukurannya jauh lebih kecil dari diameter pori-pori kondom. Jadi bisa dikatakan penggunaan kondom hanyalah solusi bobrok yang dipaksakan atau boleh jadi ini justru adalah salah satu kampanye pelegalan seks bebas yang membuat penderita AIDS semakin menjamur. Ini terbukti dengan dibagikannya kondom secara gratis kepada siapa saja tanpa mau tahu apakah sudah punya istri/suami atau tidak, bahkan anak SD pun bisa mendapatkannya.
Secara tak langsung kampanye ini menyerukan kepada masyarakat, “Silahkan berhubungan seks dengan siapa saja asalkan pake kondom”.
Dan ajakan halus ini tenyata efektif, ini dapat kita lihat bahwa sikap permisifisme masyarakat terhadap seksualitas semakin menjadi-jadi. Hal itu diperparah oleh kondisi Indonesia yang berasaskan HAM yang sering disalahgunakan. Contohnya, dengan mengatasnamakan HAM banyak orang tidak malu berbuat sesuka hati mereka, seks bebas, homoseksual dan sebagainya. Padahal, HIV/AIDS penularannya sangat berpotensi dari situ. Tak hanya itu, Indonesia yang hingga kini ditengarai tempat suburnya peredaran narkoba.

Islam punya Obat
Direktur Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Prof. Dr. Ahmad Zahro, MA mengatakan, meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS pada tiap tahunnya membuktikan kegagalan manusia menangggulangi masalah itu.
Karena itu, Guru Besar Ilmu Fikih IAIN Sunan Ampel ini menentang keras upaya pencegahan HIV/AIDS dengan cara lama yang selama ini dilakukan pemerintah, baik melalui kondomisasi maupun lokalisasi.
Lebih jauh dia menegaskan, hukum yang dibuat manusia tidak sedikit pun bisa mengeliminasi dan memberantas penyakit tanpa obat itu. Alih-alih terkurangi, justru penyakit tersebut malah semakin massif.
“Tidak ada cara lain dalam memberantas HIV/AIDS, kecuali dengan menerapkan syariat Islam. Cara manusia sudah terbukti gagal total,” tegas Direktur Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Beda dengan Islam. Bagi para pezina, baik yang mukhson maupun ghoiru mukhson mendapat hukuman secara langsung. Bagi yang belum menikah (ghoiru muhson) akan dicambuk. Setidaknya hal itu merupakan shock therapy bagi mereka.
Namun kita juga tidak memungkiri, bahwa bukan hal mudah untuk memahamkan kepada masyarakat akan solusi syariat Islam dalam mencegah hal tersebut. Sebab saat ini saja masih banyak masyarakat Islam sendiri masih phobia dengan kata-kata syariat Islam. Padahal jika direnungkan dengan baik dan diresapi secara jujur dan ikhlas, maka akan sangat banyak solusi problematika kehidupan yang bisa didapatkan dari penerapannya. Salah satunya dalam persoalan HIV/AIDS ini.
Mari kita sedikit merenungkan sebuah ayat yang Allah Ta’ala turunkan dalam Al Qur’an: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. al-Isra’: 32)
Begitu juga dengan ayat:
“… janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan …” (Al Baqarah: 125)
Jika kedua ayat ini kita resapi dan kita coba untuk melaksanakannya, maka insya Allah penyakit HIV/AIDS bisa kita hindari.
Pertanyaannya, kok bisa?
Ya, bisa. Coba kita urai.
Bukankah kita semua sepakat, bahwa penyebab utama meluasnya HIV/AIDS adalah melalui hubungan seks bebas dan jarum suntik (pengguna narkoba)? Menurut Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) bahwa penularan AIDS 55% disebabkan seks bebas, 42% karena narkoba suntik, dan sisanya penyebab lain.
Nah, seks bebas dalam perspektif syariat Islam adalah perbuatan zina dan Allah Ta’ala telah melarangnya. Bukan hanya melakukannya, tapi mendekatinya.
Logikanya, jika mendekati saja dilarang, apalagi melakukannya.
Begitu pula dengan penggunaan narkoba. Tidak ada yang tidak sepakat akan bahaya narkoba bagi diri kita. Dan tidak ada yang akan membantah jika kita katakan bahwa penggunaan narkoba akan membawa penggunanya kepada kehancuran. Jika kita kembali merujuk pada ayat di atas, maka hal ini sangatlah jelas. Allah Ta’ala telah melarang kita jauh-jauh hari agar jangan menjatuhkan diri kepada apa saja yang bisa membawa kehancurannya. Sebenarnya bukan hanya narkoba saja, tapi sampai makanan yang tidak halal dan buruk pun dicegah olehNya. Seperti dalam ayat: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah Yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS. al-Mai’dah: 88)
Sebab, makanan yang tidak halal lagi baik akan membawa tubuh kita kepada kehancuran atau sakit. Dimulai dari Keluarga
mencegah HIV/AIDS dibutuhkan cara yang cukup kompleks. Tidak hanya tergantung peran pemerintah, yang terpenting adalah ketahanan orangtua. Jika dirunut secara garis besar ada tiga hal penyebab penularan HIV/AIDS. Yakni, pornografi, narkoba, dan musik (song). Ketiga hal tersebut terutama dialami para anak muda. Apalagi yang minim bimbingan dan asuhan dari orangtua. Pertama mereka akan terlena mendengar musik, kemudian mengonsumsi narkoba dan selanjutnya seks bebas. Ibaratnya keluarga adalah ‘benteng’ bagi seorang anak agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan orang tua adalah penjaga benteng tersebut.
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim: 6)

Usaha Serius Pemerintah
Peran pemerintah juga sangat penting, namun selama ini pencegahan HIV/AIDS dilakukan secara parsial dan tidak menyeluruh sehingga menimbulkan kesan tidak serius, misalnya usaha mencegah penularan HIV/AIDS lewat penggunaan jarum suntik patut dicungi jempol tapi di sisi lain tempat-tempat prostitusi masih menjamur bahkan sebagiannya dilokalisasi. Langkah kongkret yang seharusnya diambil pemerintah adalah menutup semua tempat-tempat tersebut yang menjadi penyumbang terbesar bagi penularan HIV/AIDS. Tentu saja kita harapkan bukan hanya karena untuk mencegah penyakit mengerikan tersebut tapi lebih pada pertanggung jawaban di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang amat dimurkai-Nya.

Penutup
Kita tidak ingin menghakimi siapa pun dalam hal ini. Tulisan ini pun adalah juga dimaksudkan sebagai bentuk keprihatinan sekaligus partisipasi dalam menghadapi masalah ini.
Begitu pun dengan pengidap HIV/AIDS atau biasa disebut ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Tidak ada maksud untuk mengucilkan mereka. Bahkan kita mengajak mereka untuk kembali kepada rel syariat Islam. Sebab, setelah semua yang dialami, hanya kepada Dia jualah kita kembali.
Mencegah dan mengobati HIV/AIDS adalah tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu mari kita bersama-sama merenungi dan menerapkan apa yang telah Allah ajarkan kepada kita. Agar kita semua terhindar dari hal-hal yang merusak diri dan masyarakat sekitar kita.
Kepada sahabat-sahabatku para pemuda, mari kita dekatkan diri kita kepada Allah. Agar kita bisa terhindar dari keburukan seperti HIV/AIDS. Amin. Wallahul Musta’an.