Beberapa Jama’ah tampak tersenyum dan tertawa mendengar guyonan seorang penceramah yang membawakan ceramah tarwih di atas mimbar, “…Bagaimana mungkin setan yang diciptakan dari api bisa disiksa dengan api, tidak masuk akal.” Penceramah mengulangi kata-katanya.
Tapi tidak semua jama’ah sepakat dan menerima pernyataannya, apalagi ikut tertawa. Tampak dari raut muka mereka ada yang menunjukkan kekurang setujuan. Termasuk seorang ustadz muda yang berada di jejeran depan. Hatinya panas mendengar keyakinannya sebagai orang Islam diobok-obok oleh sang penceramah dengan hanya berdasar pada logika lemah, tanpa dalil apalagi sampai menjadikannya bahan tertawaan. Ini tidak boleh dibiarkan! Ia pun berpikir cara untuk memberikan “pelajaran” kepada penceramah ini. Jama’ah tidak boleh diracuni dengan syubhat murahannya!
Tapi tidak semua jama’ah sepakat dan menerima pernyataannya, apalagi ikut tertawa. Tampak dari raut muka mereka ada yang menunjukkan kekurang setujuan. Termasuk seorang ustadz muda yang berada di jejeran depan. Hatinya panas mendengar keyakinannya sebagai orang Islam diobok-obok oleh sang penceramah dengan hanya berdasar pada logika lemah, tanpa dalil apalagi sampai menjadikannya bahan tertawaan. Ini tidak boleh dibiarkan! Ia pun berpikir cara untuk memberikan “pelajaran” kepada penceramah ini. Jama’ah tidak boleh diracuni dengan syubhat murahannya!