Setidaknya sudah tiga tahunan ini saya mengenal FaceBook. Beragam kepentingan ada di sini. Ada yang menggunakan FaceBook untuk kebaikan, ada juga yang menggunakan untuk keburukan. Yang tidak punya tujuan jelas juga ada. Tapi saya tidak ingin membicarakan semua itu. Saya hanya ingin fokus untuk membicarakan orang-orang yang merugi di Facebook atau orang yang menggunakan Facebook hanya untuk sebuah kerugian tak ternilai, dunia dan akhirat. Sebagai nasehat kepada mereka dan peringatan kepada kita agar tidak ikut-ikutan menjadi orang yang rugi.
Siapa saja orang yang rugi berfacebook ini? Dalam pengamatan saya ada 4 macam orang yang merugi di FaceBook. Saya akan mengurutkannya dari yang rugi hingga yang paling rugi.
1. Menyia-nyiakan waktu di Facebook.
Ini dilakukan oleh orang yang kurang menghargai waktunya. Melewati hari-harinya hanya untuk update status dan komen tak bermanfaat di FaceBook. Untung baik kalau tidak mengganggu kewajibannya. Karena Facebook dia jadi sering ‘masbook’ dalam shalat berjama’ah, meski ini masih mending daripada shalat sendirian apalagi tidak shalat sama sekali tapi dipastikan setan sudah tertawa kemenangan.
Waktu adalah ibadah, itulah prinsip yang harus dipegang oleh setiap muslim. Sungguh merugi waktu itu dihabiskan hanya untuk sesuatu yang mungkin tidak bisa kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak, apalagi untuk itupun kita harus merogoh harta kita. Jadi selain rugi waktu kita pun harus rugi materi pula.
2. Memberangus pahala di Facebook.
“Alhamdulillah, indahnya shalat berjama’ah...” Ini contoh status orang yang saya maksud. Meski sebenarnya dikembalikan pada niat si punya status, tapi dikhawatirkan status-status seperti ini akan menyeret pelakunya pada sifat riya’. Sebuah syirik kecil yang kadang tidak terasa. Namun bisa mengikis amalan kita sampai habis tak tersisa.
Disamping itu biasanya orang seperti ini juga akan sangat mudah update status tentang ‘keburukan’ yang menimpa mereka. “Aduh flu lagi!” Wall (dinding) Facebook mereka juga seakan menjadi tembok ratapan ala Yahudi–sebagaimana sebuah ilustrasi gambar yang pernah saya lihat. Ah, betapa lebaynya kita jika masalah yang kecilpun harus ditahu oleh orang lain.
Allah adalah sebaik-baik tempat kita untuk mengungkapkan segala permasalahan kita. Dijamin, apapun yang kita keluhkan kepada Allah tidak akan sia-sia. Allah tidak akan menertawakan keluhan sekecil dan sesering apapun itu. Semakin banyak kita berdoa maka itu merupakan penegasan bahwa kita adalah hamba yang butuh kepada Allah Azza wa Jalla.
3. Melakukan penipuan di Facebook
Dimana-mana penipu selalu saja lihai memanfaatkan peluang di hadapan mereka, termasuk di Facebook. Sebuah akun yang menjual barang-barang elektronik disinyalir sebagai penipu –saat ini akunnya sudah tutup. Si pemilik akun mengiming-imingi calon korbannya dengan diskon yang besar sampai 50%, sudah itu katanya barang akan dikirim meski si pembeli baru bisa bayar setengah. Dalam dunia belanja online ini memang sangat aneh! Bagaimana mungkin si penjual akan langsung percaya bahwa si pembeli akan membayar sisanya begitu barang sudah ia dapatkan? Namun ternyata itu memang hanya akal bulusnya saja untuk menarik korbannya. Alhasil, uang sudah dikirim, barang yang dipesan tidak datang-datang.
Tentu saja itu hanya salah satu modus dari sekian banyak modus yang lainnya. Makanya hati-hatilah. Jangan sampai Anda menjadi korban penipuan berikutnya, terlebih lagi Anda tidak boleh jadi penipu berikutnya!
4. Menyebarkan Kesesatan di Facebook
Menurut saya, inilah orang yang paling rugi di Facebook. Orang-orang yang masuk kategori ini biasanya dari Misionaris, Syi’ah, Iblis Liberal dan para penebar fitnah lainnya. Terus terang saya paling kasihan dengan orang yang melakukan hal ini. Mereka sudah mengorbankan waktunya, menghabiskan uangnya, menguras tenaga dan pikirannya, namun untuk melakukan pengaburan terhadap kebenaran dan menyebarkan kesesatan mereka. Saya tidak bisa membayangkan ‘Multi Level Dosa’ yang mereka peroleh.
Mereka seperti orang yang sudah berlelah-letih, bersusah payah terancam neraka pula.
“(Ia) bekerja keras lagi kepayahan, lalu memasuki api yang panas (neraka)” (Terjemah QS. Al-Ghasiyah: 3-4)
Wallahu musta’an
Makassar, Malam Senin, 18 Rabiul Akhir 1433.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar dengan tetap mengedepankan adab berkomunikasi secara syar'i